
Remaja perempuan mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkontribusi dalam membangun lingkungannya melalui berbagai macam sarana sesuai minat mereka. Remaja perempuan dapat mengungkapkan pengalaman, tantangan, dan aspirasi mereka terkait isu-isu yang mereka hadapi, serta bagaimana mereka merespons dan mencari solusi atas masalah tersebut, seperti dalam kesehatan remaja, kesehatan reproduksi perempuan, isu sosial, pendidikan, dan banyak lagi. Acara peringatan Hari Anak Perempuan Internasional atau International Day of Girls Child (IDGC), kali ini merepson akan hal itu.
Perayaan Hari Anak Perempuan Internasional (IDGC) yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 11 Oktober, diselenggarakan oleh Girls Act Indonesia (GA), di bawah pengawasan AHF dan Yayasan Kerti Praja (YKP). Acara edutainment ini diselenggarakan di Auditorium Puri Ayu Hotel, Denpasar, Bali, pada 12 Oktober 2024, pukul 09:00-13:00 (waktu Indonesia). Lebih dari 100 undangan hadir dalam acara perayaan IDGC yang berlangsung setengah hari tersebut. Di antara peserta gadis, turut hadir pula keterlibatan peserta laki-laki. Acara IDCG ini juga diliput oleh BaliTV dan akan disiarkan pada Senin, 14 Oktober 2024.
Acara seremonial dibuka dengan sambutan resmi pembukaan oleh dr. Ni Komang Wulan Putri Tjatera, perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Tari “Sekar Jagad” atau tari sambutan tradisional Bali menjadi tanda dimulainya acara dan dipersembahkan oleh anggota Girls Act (GA). Dalam rangka meningkatkan pengetahuan peserta mengenai isu-isu remaja, khususnya dalam bidang kesehatan mental, sosial, dan kesehatan reproduksi gadis, acara talk show untuk gadis menghadirkan Luh Putu Anggreni, SH (pengacara, perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Sementara itu, Shinta Dewi (pemimpin GA Indonesia) berbagi pengalamannya ketika mengikuti “Regional Workshop on Accelerating HIV and STIs Prevention for Young Key Populations in Asia and the Pacific” di Bangkok, pada 24 – 26 September 2024, serta proyek penyusunan buku “Girls Act Journey”.


Sebagai acara yang ditujukan bagi kalangan muda, kesempatan ini juga dihiasi dengan penampilan tarian modern, penampilan solo dan duet nyanyian, yang seluruhnya diikuti oleh para pelajar.
Acara utama dalam perayaan IDGC ini adalah diskusi kelompok. Sebanyak 70 siswa dari tingkat SMP dan SMA, di antara 100 peserta yang hadir, berpartisipasi dalam membahas isu-isu remaja dan menyampaikan perspektif mereka untuk mencari solusi atas masalah yang ada. Empat isu utama yang dibahas adalah penyakit menular, pernikahan dan kehamilan dini, kesehatan mental, serta penyalahgunaan narkotika/obat terlarang. 70 peserta aktif dibagi menjadi 10 kelompok, masing-masing dipandu oleh dua fasilitator dari GA. Setiap kelompok diberikan waktu 1 jam untuk mendiskusikan pendapat dan perhatian mereka sesuai isu yang diminati, kemudian mereka diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi selama 10 menit di depan peserta lainnya. Semua peserta tampak antusias mengikuti proses diskusi dan berusaha memberikan pendapat terbaik mereka berdasarkan data dan fakta yang mereka miliki. Para fasilitator GA mengelola jalannya diskusi dan mencatat semua pembahasan, serta memberikan saran tentang bagaimana menangkap isu-isu yang dibahas dan mempresentasikannya di depan peserta. Semua hasil diskusi dari setiap kelompok akan dirangkum dan disampaikan kepada instansi pemerintah kota dan provinsi terkait sebagai bentuk rekomendasi.