Pemerintah Indonesia telah menetapkan program pengendalian HIV nasional yang sejalan dengan tujuan strategi pengendalian HIV AIDS Global, dikenal sebagai “3Zero” yang harus dicapai pada tahun 2030. “3Zero” berarti nol infeksi baru, nol kematian terkait AIDS, dan nol diskriminasi terhadap ODHIV. Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan berusaha mengadopsi target 95-95-95 dalam upaya STOP 2030, yaitu mencari, menemukan, mengobati, dan mempertahankan.
HIV AIDS dan isu terkait masih sangat berbahaya dan membutuhkan keterlibatan dari berbagai sektor dalam penanggulangannya. Upaya pencegahan dan kesadaran masih terus berkembang serta diperluas. Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan HIV. HAS bukan hanya sebuah perayaan, tetapi bertujuan untuk mempercepat pencapaian nasional. Oleh karena itu, AHF, Yayasan Kerti Praja, Kementerian Sosial Republik Indonesia, serta Pemerintah Provinsi Bali serta para pemangku kepentingan lainnya menyelenggarakan perayaan HAS di Taman Puputan, Denpasar, Bali pada Minggu, 1 Desember 2024, pukul 08:00 – 12:00 WITA.
Sayangnya, pada Minggu pagi itu, hujan turun dengan derasnya dan membuat masyarakat enggan untuk beraktivitas seperti biasa di akhir pekan di Taman Puputan. Meski begitu, peringatan Hari AIDS Sedunia tetap berlangsung. Jalan santai dan senam sehat masal yang direncanakan terpaksa dibatalkan. Panitia harus memindahkan acara seremonial resmi ke Kantor Kota Denpasar dengan undangan yang terbatas. Ida Bagus Alit Wiradana, Sekretaris Kantor Pemerintah Kota Denpasar, memberikan pernyataan resminya, “Hari AIDS Sedunia adalah momen refleksi global untuk menghilangkan stigma dan mempromosikan akses yang setara terhadap layanan kesehatan bagi semua,” sementara dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, mengatakan, “Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen untuk terus berada di garis depan layanan kesehatan dan menyebarkan semangat kebaikan untuk kesehatan masyarakat.”
Sementara itu, di Taman Puputan, sekitar 1200 tamu dari 2300 merayakan HAS. Perayaan dibuka dengan tarian tradisional Bali Sekar Jagad yang dibawakan oleh 4 penari, dilanjutkan dengan senam massal “Secita” yang diikuti oleh 12 penari. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pidato dari Direktur Yayasan Kerti Praja dan dr. Bao Yugang mewakili AHF.
Puncak acara perayaan Hari AIDS Sedunia (HAS) menampilkan 100 siswa yang menari Janger, tarian tradisional Bali dengan suasana ceria dan indah. Tarian kreasi tradisional baru “Tari Mejanggeran” juga dipertunjukkan untuk menghibur para penonton. Anggota Girls Act, wadah kegiatan remaja yang didukung AHF dan YKP, tampil dengan tarian mereka di atas panggung. Layaknya perayaan, acara juga menampilan lagu-lagu untuk memeriahkan acara.
Selain tampilan dalam acara puncak, HAS juga mengadakan beberpa kompetsi yang dilakukans sebelumnya. Pengumuan dan pembagian hadiah beberapa pemenang kompetisi, seperti: kompetisi tutor sebaya, kompetisi poster, serta pembagian bunga kepada penonton oleh siswa SMP, SMA/SMK, dan layanan kesehatan di Kota Denpasar. Di sisi lain Lapangan Puputan, 15 booth menampilkan program-program mereka di sekitar taman, di mana salah satunya adalah klinik yang menyediakan tes HIV dan konseling. Sebanyak 70 pengunjung menjalani tes, dan dua di antaranya dinyatakan positif HIV.
The WAD event was covered by BaliTV