Bolehkah Ibu Dengan HIV Menyusui?

HIV yang terjadi pada Ibu Rumah Tangga menjadi kasus khusus yang menjadi kekhawatiran atasnya. Kasus ini menjadi kekhawatiran karena kemungkinan yang sangat besar dalam menularkan HIV kepada anak. WHO memperkirakan di Indonesia ada 50% wanita hamil yang di tes positif atas HIV dan 17% diantaranya adalah wanita hamil yang sudah menerima terapi ARV di Indonesia.  

ASI atau air susu ibu merupakan makanan pokok yang seharusnya dikonsumsi oleh anak dari lahir hingga usia 2 tahun. ASI memiliki kandungan yang penuh dengan nutrisi yang sangat bermanfaat bagi anak dalam masa pertumbuhannya, ASI mengandung berbagai vitamin, mineral. Selain zat tersebut, ASI juga mengandung antibodi yang berfungsi melindungi anak dari infeksi dan penyakit yang berbahaya. 

Namun, bagaimana jika Ibu anak tersebut mengidap HIV? Apakah menyusui masih disarankan? Apakah aktivitas menyusui dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi tersebut?

Bolehkah Ibu dengan HIV Menyusui?

Berbeda dengan ibu sehat yang diperbolehkan memberikan ASI tanpa syarat tertentu dan hingga anak umur 2 tahun, ibu dengan HIV harus mempertimbangkan berbagai hal demi bisa memberikan ASI kepada sang anak. 

Dahulu, WHO sempat menyarankan untuk ibu dengan HIV untuk tidak menyusui bayinya. Namun, penelitian menunjukan bahwa dengan tidak adanya konsumsi ASI justru menurunkan imun bayi dan meningkatkan angka kematian bayi. Sehingga pada 30 November 2009 WHO merilis pedoman baru bagi penanganan HIV dan pemberian ASI pada anak oleh ibu dengan HIV. 

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa kombinasi antara ASI dan susu formula terbukti tidak efektif untuk mencegah penularan HIV kepada anak. Sehingga saat ini WHO merekomendasikan ibu untuk menyusui, namun dengan dampingan khusus dari tenaga kesehatan. 

Ibu dengan HIV akan disarankan untuk menyusui dan memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama dari kelahiran anak. Konsumsi ASI secara eksklusif justru menurunkan resiko penularan HIV sebanyak 4 kali lipat lebih rendah dibandingkan anak yang diberikan kombinasi ASI dan susu formula. Hal ini dibarengi dengan kombinasi terapi ARV yang dikonsumsi secara disiplin. 

Beberapa penelitian yang dilakukan di Afrika menemukan bahwa pemberian kombinasi ARV pada ibu dengan HIV, selama kehamilan, persalinan dan menyusui akan mengurangi resiko penularan HIV sebanyak 42 persen. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Malawi menunjukkan bahwa penurunan kasus penularan menjadi 1,8 persen pada bayi yang diberi antiretroviral nevirapine selama masa menyusui yang berlangsung selama 6 bulan.  (Refani Putri Shintya)

Sumber: 

Avert.org. Pregnancy, Childbirth & Breastfeeding and HIV.

NIH. Diakses pada 2019. HIV Therapy for Breastfeeding Mothers Can Virtually Eliminate Transmission to Babies.

WHO

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *